Analisis Jurnal 2

Tema : Standar Laporan Keuangan

Judul : KONVERGENSI STANDAR LAPORAN KEUANGAN KE STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL, APA DAN BAGAIMANA

Nama Penulis: Heri Sukendar, W.

Ringkasan:
Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnistersebut disusun berdasarkan standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuklaporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar akuntansi yangberlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan. Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik pertemuan atau memusat. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis. Setiap Negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya. Setiap Negara menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya Dalam mengkaji konvergensi standar laporan keuangan ke standar pelaporan keuangan internasional, penulis menggunakan metode penelitian isi (content analysis) sebagai acuan kajian tersebut. 
Penelitian dengan metode ini merupakan analisis terhadap konsep. Analisis konsep merupakan pembuatan eksistensi dan frekuensi konsep yang biasanya dipresentasikan dalam bentuk kata-kata dalam frasa yang terdapat dalam teks (dalam hal ini berupa literatur). Fokus analisis ini ditujukan pada pengamatan terhadap apa dan bagaimana penerapan IFRS dalam pelaporan keuangan yang dianggap penting dan mendukung tujuan penelitian. Sebagai tolok ukurnya, penulis menggunakan beberapa acuan pustaka seperti buku International Accounting edisi ke 5 (Choi, Frederick D.S., dan Meek, Gary K.) yang menjelaskan konsep-konsep standar akuntansi internasional, kemudian Standar Akuntansi Internasinal (IAS/IFRS) yang merupakan standar akuntansi internasional, yang telah semakin banyak digunakan secara luas di seluruh dunia serta buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009, yang merupakan standar akuntansi Indonesia edisi yang paling akhir saat ini, dalam rangka konvergensi menuju kepada Standar Akuntansi Internasional. Atas dasar ketiga buku acuan tersebut, yang merupakan konsep penerapan IFRS ini dijabarkan dampak konvergensi IFRS terhadap bisnis dan perpajakan di Indonesia.
Dengan diimplementasikannya IFRS menggantikan PSAK yang terdahulu, menimbulkan dampak terhadap sistem akuntansi dan pelaporan sebagai berikut. Pertama, penyajian laporan keuangan, yaitu konsep Other Comprehensive Income (OCI) di dalam laba rugi komprehensif; perubahan definisi-definisi seperti kewajiban (liabilitas) dan hak minoritas menjadi bagian non pengendali (non-controlling interest); pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan; klasifikasi instrument keuangan; dan perubahan nama laporan keuangan. Kedua, pengukuran laporan keuangan, yaitu peningkatan penggunaan nilai wajar (fair value); standar IFRS lebih condong kepada penggunaan nilai wajar, terutama untuk properti investasi, beberapa aset tak berwujud, aset keuangan, dan aset biologis. Dengan demikian, diperlukan sumber daya yang kompeten untuk menghitung nilai wajar atau bahkan perlu menyewa jasa konsultan penilai, terutama untuk aset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif; penggunaan estimasi dan “judgement”;akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip, akan lebih banyak dibutuhkan “judgement” untuk menentukan bagaimana suatu transaksi keuangan dicatat. Ketiga, pengungkapan, yaitu persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci; IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko, baik kualitatif maupun kuantitatif; dan pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan data /informasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen
Journal The WINNERS, Vol. 10 No. 1, Maret 2009: 10-21
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : N.Febriani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Komentar

Postingan Populer