TUGAS MATKUL: AKUNTANSI INTERNASIONAL (Tugas 1: Penerapan IFRS Pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk)

PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk



1. Sejarah Singkat PT PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk

Ultrajaya milk merupakan perusahaan multinasional yang  memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang,Kab. Bandung, Jawa Barat. Beralamat di Jl. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pionir di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. Namun seiring perkembangannya, Ultrajaya juga memproduksi jus dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh Unilever Indonesia sehingga Ultrajaya bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu.
Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yang sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja.
Ultrajaya menggunakan sistem komputerisasi yang sudah terintegrasi, yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi hampir semua modul SAP. Akan tetapi karena berbagai pertimbangan dan bisnis proses yang semakin kompleks, akhirnya pada tahun 2012 mengganti system mereka ke Oracle EBS R.12 yang bisa membuat system terintegrasi dengan Robot ASRS, suatu pencapaian yang sangat membanggakan bagi Ultrajaya. Sampai sekarang Project Oracle menjadi acuan untuk implementasi di anak-anak perusahaan Ultrajaya yang lain.

2. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

PT Ultrajaya saat ini merupakan perusahaan pertama dan terbesar diIndonesia yang menghasilkan produk-produk susu, minuman dan makanan dalamkemasan aseptik yang tahan lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk minumanteh segar.Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yang menyediakan sumberdaya alam yang melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari susu segar, daun teh hingga buah-buahan tropis.Kesegaran bahan baku ini dan kualitas gizi alaminya dapat dipertahankan melaluiteknologi proses UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan aseptik tanpamenggunakan bahan pengawet apapun.
Pada tanggal 02 juli 1990,  industri rumah tangga yang  kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya oleh masyarakat. Saat ini  PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk  telah berkembang dengan sangat pesat hingga mampu meraih posisi saat ini sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia untuk produk-produk susu dan jus.

3. Anak Perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

A. PT Nikos Intertrade adalah sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Jakarta, bergerak dalam bidang logistik. Persentase kepemilikan Induk Perusahaan di PT Nikos Intertrade adalah sebesar 60%, sedangkan jumlah Aktiva PT Nikos Intertrade per 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 2.938.030.810 dan mulai beroperasi pada tahun 2005. PT Nikos Intertrade melakukan penyertaan saham sebesar 49% di PT Semblog Indonesia. Berdasarkan Akta No.16 tanggal 23 Januari 2007 yang dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H., Notaris di Tangerang, PT Semblog Indonesia telah berganti nama menjadi PT Toll Indonesia.
Dewan Komisaris:
• Presiden Komisaris : Nyonya Lai Su Yim
• Komisaris : Tuan Sabana Prawirawidjaja
Direksi:
• Presiden Direktur : Tuan Handri Wana
• Direktur : Tuan Kurnia Wana

B. PT Nikos Distribution Indonesia adalah sebuah perusahaan yang berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Jakarta, bergerak dalam bidang logistic. Persentase kepemilikan Induk Perusahaan di PT Nikos Distribution Indonesia adalah sebesar 70%, sedangkan jumlah Aktiva PT Nikos Distribution Indonesia per 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 1.651.969.599 Sampai laporan keuangan ini dibuat perusahaan tersebut masih belum beroperasi secara komersial.
Dewan Komisaris:
• Presiden Komisaris : Tuan Sabana Prawirawidjaja
• Komisaris : Tuan Kurnia Wana
Direksi:
• Presiden Direktur : Tuan Sun Swie Som
• Direktur : Tuan Handri Wana

4. Jumlah Saham yang Beredar dari PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

Saat ini, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi perusahaan inidipasarkan di seluruh Indonesia, sementara sisanya diekspor ke negara-negara diAsia, Eropa, Timur Tengah, Australia dan Amerika Serikat. Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang dijual adalah produk yangsejenis.Pertumbuhan pesat tersebut diraih oleh adanya sebuah filosofi sederhana:“Sebuah tekad untuk memproduksi produk dalam kemasan berkualitas tinggimemenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang terus meningkat”. Kesuksesanfilosofi ini ditentukan pula oleh kemampuan PT Ultrajaya yang sudah terbuktidalam mencapai empat sasaran.Pertama, memastikan bahwa hanya bahan baku terbaik yang digunakanuntuk proses produksi. Kedua, memroduksi jenis produk sebanyak mungkin untuk konsumen kami. Ketiga, PT Ultrajaya memiliki teknologi tepat yang membantudalam pengembangan dan produksi beragam produk berkualitas. Dan akhirnyamengirimkan produk-produk ini ke seluruh konsumen Indonesia di mana punmereka berada. Filosofi ini yang telah membuat PT Ultrajaya sukses di masalampau, akan terus diterapkan di masa mendatang.
Pada tanggal 9 Maret 2004, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas ke-III dalam rangka penerbitan saham (Preemptive Rights Issue III) sebanyak 962.794.000 saham, nilai nominal Rp 200 per saham, yang ditawarkan dengan harga Rp 260 per saham, setiap pemegang 2 (dua) saham lama mempunyai hak untuk membeli atas 1 (satu) saham baru. Saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 September 2014 seluruhnya adalah 2.888.382.000 saham

5. Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) Dalam Pelaporan Keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).
Berikut adalah Roadmap Konvergensi IFRS di Indonesia
 Tahap adopsi (2008 – 2010)
Adopsi seluruh IFRS ke PSAK
Persiapan infrastruktur yang diperlukan
Evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku
 Tahap persiapan akhir (2011)
Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan
Penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS
Tahap implementasi (2012)
Penerapan PSAK IFRS secara bertahap
Evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehemsif.

PSAK disahkan 23 Desember 2009:
PSAK 1 (revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas
PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 (revisi 2009) : Segmen Operasi
PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 15 (revisi 2009) : Investasi Pada Entitas Asosiasi
PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset
PSAK 57 (revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan

Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
ISAK 7 (revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9 (revisi 2009) : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas serupa
ISAK 10 (revisi 2009) : Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11 (revisi 2009) : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 12 (revisi 2009) : Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer.

Manfaat adopsi IFRS bagi Perusahaan dan Perekonomian Indonesia
        Kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:
Strengthening Transparency and Accountability
Enhancing Sound Regulation
Promoting integrity in Financial Markets
Reinforcing International Cooperation
Reforming International Financial Institutions
Manfaat Konvergensi IFRS Secara Umum
Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.
Reklasifikasi dari dank e FVTPL, dilarang.
Reklasifikasi dari L&R ke AFS, dilarang
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut
Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahas Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah
Infrastruktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan
Kesiapan perhuruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS
Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

Untuk melihat kepatuhan perusahaan di Indonesia dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan IFRS, maka secara umum kalimat pernyataan dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian perusahaan
2. Laporan keuangan konsolidasian perusahaan telah disusun dan di sajikan dengan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. a. semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian. Perusahaan telat dimuat secara lengkap dan benar.
b. Laporan keuangan konsolidasian perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta material.
4. Bertanggung jawab atas system pengendalian internal perusahaan
Termasuk juga dalam laporan keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk  Tahun 2014 (Di bagian awal-surat pernyataan laporan auditor).

Daftar Pustaka:
file:///C:/Users/ACER/Downloads/ULTJ_LKT_Des_2014_Revisi%20(1).pdf
https://leosukmawijaya.wordpress.com/2010/02/24/pt-ultrajaya-milk-industry-trading-company-tbk/
http://www.ultrajaya.co.id/corporatehall/ultrajayaataglance/?ver=ind
https://id.wikipedia.org/wiki/Ultrajaya_Milk
http://umihanasumi.blogspot.co.id/2014_06_01_archive.html
http://saidtan.blogspot.co.id/2013/01/pt-ultra-jaya-tbk.html

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama         :  Nia Febriani
Dosen  :  Jessica Barus, SE.,MMSI.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI


Komentar

Postingan Populer