Semua Ada Waktunya

“Kemarau setahun, dihapus hujan sehari. Kuncup bunga mawar mulai merekah. Embun muncul dikala pagi. Hilang oleh terik sang surya dikala terang. Daun hijau mulai menguning, gugurannya tertiup angin musim berkala. Hujan buatan mengalirkan air yang tak bermakna.  Telaga akan kering lagi, ketika kemarau panjang itu datang lagi.”
Siklus pergantian musim, berganti sesuai waktunya masing-masing. Datang kemarau, semua akan kering. Datang hujan, semua akan subur. Bunga-bunga merekah diwaktu yang tepat. Semua proses yang ada didunia ini, yakinlah akan menemukan hasil akhirnya diwaktu yang tepat. Termasuk proses dalam menemuka seorang pendamping hidup.
Bicara soal pendamping hidup, bicara juga tentang belahan jiwa, dan bicara tentang perasaan seseorang. Biasanya banyak diantara kita, khususnya perempuan, yang cederung memiliki sifat sensitif yang lebih tinggi di bandingkan dengan laki-laki, bertanya-tanya tentang siapakah jodoh kita nantinya? Kapan jodoh itu akan datang? Dan dimana kita akan menemukannya?.
Semua pertanyaan itu tidak ada jawabannya, jawaban akan terungkap seiring berjalannya waktu. Lalu bagaimana jika kita mencoba menemukan jodoh kita lewat jalur “pacaran”?. Sebetulnya saya agak sedikit bingung dengan definisi pacaran. Tetapi mencoba mendeskripsikan melalui pengaulan remaja zaman sekarang, didapatlah sebuah kesimpulan sementara tentang pacaran. Pacaran, yaitu melakukan penjajakan, saling mengenal antar lawan jenis dalam ikatan yang belum pasti dan belum jelas.
Lalu apa manfaat yang didapat dari pacaran?. Saling mengenal lebih dekat sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius? Atau adakah yang lainnya?. Jalur pacaran, sedikit sekali mendatangkan manfaat. Dan jalur yang dilarang Allah SWT. Dalam islam tak ada yang namanya langkah pacaran untuk bisa saling mengenal. Dalam islam hanya mengenal istilah ta’aruf (penjajakan secara islami dengan perantara orang lain, entah itu pihak ketiga, atau keempat). Manfaatnya, kita tidak hanya berduaan dalam berkomunikasi satu sama lain. Karena jika dua orang (perempuan dan laki-laki) berduaan, maka yang ketiga adalaj setan. Jadi, untuk kalian yang masih setia dalam kesendiriannya, maka bertahanlah dan bersabarlah.
Jangan khawatir dan bertanya-tanya lagi tentang kapan jodoh kita akan datang ?
Semua pasti ada waktunya, “ ketika tuhan telah menentukan takdir-Nya atas jodohmu, dimana lagi kau akan bersembunyi? Kemana lagi kau hendak berlari?”. Artinya, dimanapun kita berada, kita pasti akan bertemu jodoh kita.
Dikatakan berjodoh ialah, ketika dua orang (perempuan dan laik-laki) telah sampai ke gerbang pernikahan. Namun jika kita menemukan seseorang yang cocok dengan kita sebelum terjadinya sebuah pernikahan, dan kita mengatakan bahwa orang itu adalah jodoh yang kita temukan, itu adalah persepsi yang salah. Orang tersebu belum tentu menjadi jodoh kita.
Setiap manusia memiliki pasangan masing-masing, maka tak usah risau jika kalian masih bertanya dalam kesendirian.
Firman Allah SWT pun menegaskannya dalam Q.S: Ar-rum : 30 [21].

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
Maka, fokus utama yang harus kita sematkan, bukan lagi kapan kita akan menemukan jodoh kita?. Tetapi, berhiasilah…! Maka jodoh kita akan datang dengan sendirinya. Artinya, dalam proses menunggu tersebut, sebelum hari yang dinanti-nanti datang, sebaiknya kita melakukan penbenahan diri, bukan sibuk mencari. Dalam kesendirian, ciptakan tindakan-tindakan yang berharga. Dekatkan diri kita kepada Allah SWT, dan tetaplah “istiqomah” dengan jalan yang kita pilih. Sungguh, orang yang menjaga kehormatannya merupakan orang yang didamba-dambakan oleh banyak orang. Jika telah bebenah dan menata diri kita menjadi orang yang pantas, maka tak menutup kemungkinan, Tuhan pun akan memberika orang yang pantas untuk mendampingi kita.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S: An-Nur : 24 [26]:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).”
Sedangkan untuk kita yang masih berkutat dalam problematika pacaran, maka berpikirlah untuk jangka panjang. Percayalah, sungguh jalur pacaran sangan sedikit sekali mendatangkan manfaat. Justru hanya akan menghabiskan waktu, energi, perasaan dan pikiran untuk sesuatu yang belum pasti. Mulailah berjalan lagi dengan jalur yang lebih disetujui oleh Allah SWT.
Larangan Allah SWT disebutkan dalam Q.S: Al-Isra’ : 17 [32]

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”
Zina, bukan hanya terjadi ketika dua orang ( perempuan dan laki-laki) yang belum menikah saling bersentuhan kontak fisik. Tetapi zina juga banyak macamnya, seperti zina mata dan juga zina hati.
Oleh karena itu, mari kita sama-sama belajar untuk secara perlahan-lahan menjaga kehormatan dalam kesendirian, untuk secara bertahap satu demi satu membenahi apa saja yang kurang dari diri kita, sehingga pada saatnya tiba, kita sudah benar-benar siap melangkah dengan jalur yang disetujui Allah SWT.
Semoga tulisan yang saya buat memberikan manfaat, bukan hanya sekedar berbagi sesuatu pengalaman yang tak ada maknanya.
Manusia, sungguh tidak ada yang sempurna. Semua pasti memiliki celah untuk menjadi tidak sempurna. Tetapi, berusaha menjadi sempurna adalah sesuatu yang tidak salah untuk dilakukan.
Terimakasih…

Komentar

Postingan Populer