KARANGAN
Pengertian Karangan
Karangan adalah
penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau
pokok bahasan. Setiap Karangan yang
ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari
alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234). Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih
(2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan
diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam
bentuk tulisan yang teratur.
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9) mengatakan bahwa Karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
Poerwordarmita (1984:445),
mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan
demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian
kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau
pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.
Menurut
Kutanto, jenis-jenis karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi,
persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing karangan
tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:
1.Karangan Narasi
Narasi merupakan
karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa
kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur.
Jenis-jenis narasi
a. Narasi informatif
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang.
b. Narasi ekspositorik
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa
berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang.
Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi objektif
adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan
suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang
logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat
objektif.
d. Narasi sugestif
adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Narasi dibangun oleh
sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain
alur cerita, konfiks dan susunan kronologis. Ciri-ciri karangan narasi menurut
Atar Semi (2003:31) adalah sebagaiu berikut:
Ø Berupa
cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
Ø Kejadian
atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi,dapat
berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
Ø Berdasarkan
konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
Ø Memiliki
nilai estetika.
Ø Menekankan
susunan secara kronologis
Ciri-ciri / karakteristik
karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal
sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
2.Karangan Deskripsi ( Menggambarkan
)
Karangan ini berisi
gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut. tulisan yang tujuannya memberikan
perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada
sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat,
mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Semi, 2003:41)
Deskripsi bertujuan
menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk
menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat,
didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. (Widyamartaya,
1992:9-10)
Menurut Semi (2003:41),
deskripsi ini merupakan ekposisis juga, sehingga ciri umum yang dimiliki oleh
ekposisi pada dasarnya dimiliki pula oleh deskripsi. Lebih lanjut, Semi
(2003:41) mengatakan bahwa ciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai
pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut.
Deskripsi lebih berupaya
memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
Deskripsi lebih
bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.
Deskripsi disampaikan
dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah; sedangkan ekposisi
gayanya lebih lugas.
Deskripsi lebih banyak
memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan sehingga
objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.
Organisasi
penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial order)
Jenis Karangan
Deskripsi
Secara garis besar ada
2 macam bentuk karangan deskripsi:
Ø Deskripsi
Ekspositori
Merupakan karangan yang sangat logis,
biasanya merupakan daftar rincian atau halyang penting-penting saja yang disusun menurut
sistem dan urutan-urutan logis obJek yang diamati.
Ø Deskripsi
Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi
penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini
lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau
ketika melakukan impresi tersebut.
Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu :
a. Melukiskan atau menggambarkan
suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan
atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat,
merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif
karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan
hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan
cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap
penulis
3.Karangan Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang
suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi
pembaca.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau
statistik.
Menurut A. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna
Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi merupakan tulisan
yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi
sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk
kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea
seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi,
analisis, komperasi dan kontras.
Menurut Aceng Hasani (2005: 30) dalam
buku Ikhwal Menulis juga mendefinisikan bahwa eksposisi merupakan
bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak
berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa
untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa
yang dikemukakan oleh penulis.
Topik yang diangkat berdasarkan data faktual, yaitu
suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis
tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan
sebagainya dengan kata lain, penafsiran objektif suatu topik di dukung oleh
seperangkat fakta.
Menurut Aceng Hasani (2005:31) ciri-ciri karangan
eksposisi sebagai berikut :
1. Penjelasannya bersifat informatif
2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif
3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang
konkret (tidak mengada-ada)
4. Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan
penalaran
Berdasarkan cara atau metode penguraiannya, karangan
eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan eksposisi. Ada beberapa
jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi;
1. eksposisi definisi
2. eksposisi proses
3. eksposisi klasifikasi
4. eksposisi ilustrasi (contoh)
5. eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
6. eksposisi laporan
Ciri-ciri/karakteristik
karangan Eksposisi yaitu :
a. Menjelaskan informasi agar
pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang
benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat unsur
mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau
penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah
peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
4.Karangan Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.
Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini
tersebut.
Ciri Ciri pargaraf argumentasi merupakan tipe
paragraf yang mengutarakan inspirasi, inspirasi, atau pendapat penulis dengan
diikuti bukti serta fakta ( serius berjalan ). tujuannya merupakan biar
pembaca meyakini bahwa inspirasi, inspirasi, atau pendapat tersebut merupakan
benar serta bisa di buktikan. itulah sedikit pengertian mengenai paragraf
argumentasi semoga bermanfaat dan dapat dimengerti dengan baik.
Paragraf argumentasi memiliki dua pola pengembangan,
yakni sebagaimana berikut :
Ø sebab
ke akibat, yakni tipe pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari
moment yang dikira sebagai pemicu, selanjutnya menuju pada ikhtisar yang
berbentuk dampak atau akibat yang disebabkan dari suatu kejadian.
Ø akibat ke sebab, ialah paragraf ini di mulai
dari menjelaskan satu persoalan yang dikira sebagai akibat selanjutnya bergerak
menuju perihal yang dikira sebagai pemicu persoalan.
5.Karangan Persuasi
Karangan persuasi
adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai,
penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan
adanya sikap motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam karangannya.
Ciri-ciri / karakteristik
karangan persuasi:
1. Terdapat himbauan atau ajakan
2. Berusaha mempengaruhi pembaca
o
Karya Ilmiah
Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya
ilmiah, yakni :
Karya ilmiah merupakan karya tulis
yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan
oleh seorang penulis atau peneliti. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari
jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu
yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan
ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum
pernah ditulis orang lain. Jika pun tulisan tersebut sudah pernah ditulis
dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema
terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Menurut Brotowidjoyo, karangan
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga
berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, dan penelitian
dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya, serta dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).\
Ciri-ciri
Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis
secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah,
sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
a.
Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang
diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga
setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau
penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
c.
Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya
ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu,
misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara
demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
d. Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang
digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan
suatu fakta atau data, digunakan pola induktif. Sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis, digunakan pola deduktif.
e.
Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap
pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah
seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
f. Tidak
Pleonastis. Maksudnya kata-kata yang
digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit
(langsung tepat menuju sasaran).
g.
Menggunakan ragam bahasa formal.
Sikap
Ilmiah
Baharuddin (1982:34) mengemukakan
bahwa: ”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para
Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan
perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam
memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan
oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985: 31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam
menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
1. Sikap ingin tahu.
2. Sikap kritis.
3. Sikap obyektif.
4. Sikap ingin menemukan.
5. Sikap menghargai karya orang
lain.
6. Sikap tekun.
7. Sikap terbuka.
Jenis
Karya Ilmiah
Pada prinsipnya, semua karya ilmiah
yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah
materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut.
Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya
ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
1. Karya
Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan
tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar
pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari :
a. Paper
(Karya Tulis). Paper
atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi
ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu
ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
b. Pra
Skripsi. Pra Skripsi adalah karya tulis
ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana
muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau
setingkat diploma 3 (D-3).
c. Skripsi. Skripsi adalah karya tulis ilmiah
yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat
yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-fakta empiris-objektif baik
berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak
langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar
sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan empiris.
d. Thesis. Thesis adalah suatu karya ilmiah
yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk
mendapatkan gelar magister (S-2).
e.
Disertasi. Disertasi
adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi,
desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan
penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari
desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri,
penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya
Ilmiah Penelitian
A. Makalah
seminar :
1. Naskah
Seminar. Naskah Seminar adalah karya ilmiah
tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan
disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian
pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang
dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2. Naskah
Bersambung. Naskah
Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya
tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan
(topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung,
atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
B. Laporan
Hasil Penelitian. Laporan adalah bagian dari
bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif
singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena
berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
C. Jurnal
Penelitian. Jurnal penelitian adalah buku
yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku.
Penelitian jurnal ini harus teratur dan mendapatkan nomor dari perpustakaan
nasional berupa ISSN (International Standard Serial Number).
o
Karya non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Non
Ilmiah
ditulis berdasarkan
fakta pribadi,
fakta yang disimpulkan
subyektif,
gaya bahasa konotatif
dan populer,
tidak memuat hipotesis,
penyajian dibarengi
dengan sejarah,
bersifat imajinatif,
situasi didramatisir,
bersifat persuasif.
tanpa dukungan bukti
Macam-Macam Karya Non
Ilmiah
Cerpen : Suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu
alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
Dongeng : Suatu
kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur
perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.
Novel : Bentuk
sastra yang paling popular di dunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunyai
unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.
Drama : Suatu aksi
atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk
diperankan oleh actor.
o
Karya Ilmiah Populer
Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya
ilmiah populer, yakni :
Karya ilmiah populer merupakan karya
ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan,
serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat
awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012:
156) mengemukakan bahwa karya ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan
jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan,
pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan
ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian
yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri
Karya Ilmiah Populer
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114)
memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu :
1.
Struktur. Struktur sajian karya ilmiah
sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
2.
Komponen dan Substansi.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap
Penulis. Sikap penulis dalam karya ilmiah
adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa
impersonal.
4.
Penggunaan Bahasa. Bahasa yang digunakan dalam
karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006
: 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu :
1. Dari segi isi, karya ilmiah
menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu
atau pemecahan suatu masalah.
2. Pengetahuan yang disajikan
tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori
yang telah diketahui kebenaranya.
3. Sebuah karya ilmiah mengandung
kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
4. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah yang
bersifat denotatif.
5. Sistematika penulisan mengikuti
cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah
populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut :
1. Bahan berupa fakta yang objektif.
2. Penyajian menggunakan bahasa yang
cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis,
serta tidak memuat hipotesis.
3. Sikap penulis tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4. Penyimpulan dilakukan dengan
memberikan fakta.
Bentuk
Karya Ilmiah Populer
Bentuk karya ilmiah populer antara lain artikel, esai, dan
feature. Dilihat dari bahasanya, biasanya artikel menggunakan bahasa
jurnalistik, esai menggunakan bahasa sastra, dan feature menggunakan keduanya,
bergantung kepada jenis featurenya. Feature pengetahuan banyak menggunakan
ragam jurnalistik, namun feature human interest lebih banyak menggunakan ragam
sastra.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar